Otak terbentuk dari struktur jejaring yang kompleks dan bekerja dengan cara paralel. Setiap bagian di dalamnya, saling terhubung satu sama lain, beroperasi pada waktu yang sama. Gambaran dunia atau informasi dalam pikiran kita ada karena jejaring struktur otak yang kompleks. Tapi bagaimana setiap informasi yang ada itu diproses oleh otak? Bagaimana sebuah memori dapat disimpan dan dimunculkan kembali? Persoalan ini menjadi pembahasan penting di bidang neurosains. Termasuk tentang kesadaran itu sendiri. Bagi ahli saraf, kesadaran muncul dari otak. Tapi bagian otak mana yang dapat memicu atau memproduksi kesadaran tersebut masih berupa misteri. Utamanya, apabila otak dan kesadaran dipahami dari sisi material saja.
Pembahasan tentang kesadaran masuk ke dalam hard problem dalam bidang neurosains karena lebih (beyond) dari membahas struktur otak saja: yang berfungsi memproses/konsepsi dan integrasi informasi. Kesadaran semakin sulit dijelaskan oleh sains (empiris) utamanya ketika menjelaskan bagaimana manusia memiliki pengalaman fenomenal atau qualia. Bagi materialis, bentuk kesadaran atau bagian otak mana yang menghasilkan itu menjadi objektif penelitian. Bagi eliminativisme, hard problem akan kesadaran itu tidak ada, karena memang tidak ada yang namanya kesadaran, termasuk qualia. No consciousness, no problem. Bagi misterianisme, kesadaran itu ada, tapi tidak bisa dijelaskan secara saintifik dan sama sekali tidak bisa dipecahkan oleh manusia. Masih banyak perspektif tentang kesadaran yang muncul dari berbagai sisi: yang material, yang vital, dan sebagainya. Mungkin pada akhirnya kesadaran bukan sesuatu yang musti dipecahkan saat ini juga. Tapi justru pemecahannya pada bagaimana kita mengungkap apa yang belum dipahami secara bertahap. Mungkin di kemudian hari, kita dapat mengunduh kesadaran kita dan memindahkannya ke Cloud, seperti yang dilakukan di series Cloud di Prime. Atau memindahkan kesadaran kita ke AI (robot, dalam Cloud, dan sebagainya). Atau mengeksplorasi kesadaran itu dengan BCI (brain computer interface).
Tinggal bagaimana kita menjabarkan syarat suatu hal dapat disebut kesadaran: apakah harus ada tubuh berdaging yang menopangnya? Otak sesama spesies? Avatar dalam Cloud? Apakah kesadaran itu cukup dijelaskan dengan melibatkan kemampuan sensasi, persepsi, dan konsepsi? Pada akhirnya, saya masih berupaya memahami kesadaran itu sendiri. Apakah ketika saya berupaya memahami kesadaran itu, artinya saya sadar dan memiliki kesadaran?
Featured image: https://mappingignorance.org/2015/03/23/what-is-consciousness-2-is-the-hard-problem-really-hard/