Hannah Arendt (1906-1975), filsuf abad ke-20 yang pemikirannya berkaitan berkelindan dengan filsafat politik seperti totalitarianisme, hakikat kebebasan, kondisi manusia di zaman modern, dan banalitas kekerasan. Arendt lahir dan tumbuh di Hannover, Jerman dan di Konigsberg, Prussia (Kaliningrad, Russia). Arendt yang merupakan seorang keturunan Yahudi meninggalkan Jerman pada tahun 1933 dan tinggal di Paris karena alasan keamanan. Ketika di Paris, Arendt berteman dengan Walter Benjamin dari tahun 1936 hingga 1940.
Pertemanannya dengan Benjamin membentuk pemikiran Arendt tentang historiografi yang dapat membantu mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang dilupakan dalam sejarah. Benjamin membagikan manuskripnya yang berjudul On the Concept of History (1942) kepada Arendt sebelum Arendt mendapat suaka di Amerika Serikat. Manuskrip ini membantu Arendt memahami lebih baik akan konsep-konsep historiografi.
Latar belakang pendidikan formal Arendt memungkinkannya mengenal dan memiliki relasi dengan Martin Heidegger, Edmund Husserl, dan Karl Jaspers. Pemikiran mereka yang kental dengan perspektif fenomenologi, hermeneutika, dan eksistensialisme, berpengaruh bagi eksplorasi pemikiran filosofis Arendt. Pada tahun 1922-23, Arendt belajar studi klasik dan teologi Kristen di Universitas Berlin. Tahun berikutnya, ia belajar filsafat di Universitas Marburg di bawah ajaran Heidegger. Dengan Heidegger, Arendt belajar bagaimana membaca tradisi filsafat “barat” secara dekonstruktif untuk mengungkap makna sebenarnya. Cara tersebut membantu Arendt memahami dan memulihkan pengalaman primordial atau urphaenomene yang dilupakan oleh tradisi filsafat.
Mungkin beberapa dari kita mengenal Arendt karena hubungan romantiknya dengan Heidegger yang bertahan sekitar tahun 1925-1926. Pada tahun 1926, Arendt pindah ke Universitas Heidelberg dan belajar filsafat di bawah pengawasan Jaspers, yang mana mereka berdua menjadi teman baik. Hasil disertasi Arendt yang berjudul Der Liebesbegriff bei Augustin selesai pada tahun 1929 dengan bantuan bimbingan Jaspers.Arendt melahirkan buku-buku yang isi pembahasannya begitu dekat dengan pengalaman pribadinya sebagai seorang keturunan Yahudi di era totalitarian Nazi. Subjek pembahasannya pun seringkali berkaitan dengan konteks anti-semitisme. Beberapa bukunya, yaitu: The Origins of Totalitarianism (1951), membahas bagaimana rezim Nazi dan Stalin dapat memproduksi fenomena totalitarian melalui perspektif sejarah dan kondisi alamiah pelaku kekerasan. The Human Condition (1958), membahas kondisi fundamental manusia berdasarkan konsep vita activa (labor, work, action). The Life of Mind (1975) membahas sisi kontras dari vita activa, yaitu vita contemplativa. Ia baru menyelesaikan 2 dari 3 sub-bahasan (thinking, willing, judging) buku tersebut sebelum meninggal.
Arendt juga mempublikasikan karya berupa hasil reportase menyoal pengadilan Adolf Eichmann, petinggi Nazi, ketika menjadi jurnalis The New Yorker. Reportase tersebut berjudul Eichmann in Jerusalem: A Banality of Evil (1963). Pada tahun yang sama, Arendt mempublikasikan On Revolution, yang isinya membahas perbandingan revolusi Amerika dan Paris. Arendt juga menghasilkan buku kumpulan esai dari tahun 1960-an hingga 1970-an dengan judul buku Between Past and Future (1961). Ia mengajar di beberapa universitas di Amerika seperti University of Chicago dari tahun 1963-1967, lalu di New York School for Social Research di New York pada tahun 1967, dan menduduki berbagai posisi akademik di beberapa universitas di Amerika hingga ia meninggal di New York pada tahun 1975 ketika berumur 69 tahun.