Di kesempatan ini saya mencoba membahas bagaimana ekses dari tradisi scientia sexualis dan ars erotica, merujuk pada apa yang dibahas oleh Michel Foucault. Semoga apa yang saya sampaikan ada manfaat bagi teman-teman. Mohon maaf apabila kurang baik dalam membahasnya, semoga seiring berjalannya waktu, saya dapat memahaminya lebih baik.

---

Sejak era Victoria, orang “gila” dan orang non heteroseksual dianggap “menyimpang” dan diinstitusionalkan melalui lembaga relijius dan psikiatri. Hal ini berkaitan dengan produksi wacana tentang seksualitas yang tidak boleh diungkap secara publik. Akhirnya, kita lari kepada pornografi dan menjadikannya medium untuk melakukan pengakuan atas hasrat seks kita yang paling jujur. Mari bedah bersama kaitan antara kekuasaan dan seksualitas melalui pemikiran Foucault di Kelas Isolasi #118, Kamis, 11 Maret 2021, pukul 21.00 WIB bersama Aprianti (pemateri) dan Syarif Maulana (moderator).